Perkanalkan, Aku Bulan
Mungkin kau tak terlalu mengenalku
Karena waktu sering mengubah bentukku
Meski begitu, orang-orang tetap memanggilku Rembulan
Aku dianggap sebagai sebuah bentuk keindahan
Sosok yang pantas untuk diandalkan dalam hal romansa
Tak jarang keindahanku dituangkan ke dalam pujangga
Pedulikah mereka apa yang aku rasakan?
Kalau kau berkenan, bolehkah aku sejenak bercerita
Tak apa meski kau tak peduli dan menganggapku hanya candaan
Ingin aku berteriak bahwa aku tidak seagung yang mereka bayangkan
Aku, Bulan, tak lebih dari sekedar pemantul cahaya. Aku tidak punya kelebihan apa-apa
Kalau kau berkenan, bolehkah kau kupanggil teman?
Tak apa meski kau tak ingin dan tak percaya dengan istilah itu yang terlampau istimewa
Wahai teman, sunggu aku sangat lelah
Jangan tanya mengapa karena aku tak tau kenapa
Wujudku sangat jauh, namun aku memantau kalian satu persatu
Kulihat kalian dengan jelas dan membuatku terpaku
Sungguh kalian memang tak kenal aku
Karena kalian selalu mengharapkanku untuk keuntunganmu
Teman, tolong jangan lelah akan diriku
Meski kali ini aku berbentuk lingkaran sempurna
Hari esok kita tak tahu
Tak apa meski kau tak paham gayaku berbahasa
Kali ini aku katakan mengenai keinginanku yang terdalam
Bahwa aku ingin berbentuk sabit untuk selamanya
Jangan tanya aku mengapa, karena aku tak tau kenapa
Meski sabitku tak sempurna
Terlihat pucat tak mempesona
Namun aku sangat berbahagia
Karena aku merasa utuh, meski tak dapat kurasakan selamanya
Akankah kau hadir lagi esok, teman
Mendengarkan ceritaku yang tak beruntutan?
Terimakasih, teman
Dariku, Bulan
Yogyakarta, Oktober 2018
My Life My Story My Rule
Sharing is the happiest thing in life
Jumat, 19 Oktober 2018
Selasa, 11 Oktober 2016
Mawar Kuning untuk Rumah
Mawar kecil tumbuh riang
Ia tak pernah gundah selalu riang
Harum semerbak namun berduri
Ia berteriak karena benci sunyi
Angin berhembus berbisik pada naluri
"Hey, apakah kau tak ingin pergi?"
Mawar tertegun merenungi
Selalu melamun hingga dini hari
Mawar tak mengerti akan jenis
Ia pergi dengan penuh optimis
Sekali ia berhasil namun skeptis
Kali kedua ia mulai menangis
Langit bersinar kala siang
Dengan jelas kini Mawar menerawang
Kini Mawar tak kecil lagi
Mawar besar, cantik, dan berwarna kuning
Terdiam, ia menyusuri taman nan hening
Teringat Mawar akan sunyi yang dahulu iya benci
Berusaha selalu menari dalam melodi
Angin berhembus kembali berbisik pada Mawar
"Oh, Mawar, tidakkah kau ingin rumah?"
"Rindu terkadang", gumam Mawar
"Semangat dan cinta ini tidak akan lelah
Walau aku rindu tempat untuk melampiaskan keluh kesah"
Yogyakarta, 11 Oktober 2016
Ia tak pernah gundah selalu riang
Harum semerbak namun berduri
Ia berteriak karena benci sunyi
Angin berhembus berbisik pada naluri
"Hey, apakah kau tak ingin pergi?"
Mawar tertegun merenungi
Selalu melamun hingga dini hari
Mawar tak mengerti akan jenis
Ia pergi dengan penuh optimis
Sekali ia berhasil namun skeptis
Kali kedua ia mulai menangis
Langit bersinar kala siang
Dengan jelas kini Mawar menerawang
Kini Mawar tak kecil lagi
Mawar besar, cantik, dan berwarna kuning
Terdiam, ia menyusuri taman nan hening
Teringat Mawar akan sunyi yang dahulu iya benci
Berusaha selalu menari dalam melodi
Angin berhembus kembali berbisik pada Mawar
"Oh, Mawar, tidakkah kau ingin rumah?"
"Rindu terkadang", gumam Mawar
"Semangat dan cinta ini tidak akan lelah
Walau aku rindu tempat untuk melampiaskan keluh kesah"
Yogyakarta, 11 Oktober 2016
Sabtu, 17 September 2016
Sajak Ngawur
Masa berlalu ingatan berkabur
Ini waktu emosi bertabur
Bersama aku engkau tersungkur
Meluapkan sedih yang menghambur
Malam mengusik dengan mesra
Mengganggu jiwa yang merana
Tunggu, malam ingin kita bahagia
Sayang terlalu dingin untuk peka
Mata sayu bibir terkatup
Raga tersembunyi di balik selimut
Sesuatu dari hati ingin meletup
Rasa bersalah tapi aku takut
Melodi suci sungguh berarti
Dahulu aku mencela melodi ini
Tapi ku bergetar saat kau bernyanyi
Ingin rasanya aku mengikuti
Menelusuri gunung sungguh asik
Jalanan terjal dan beranjak naik
Alam ternyata sungguh menarik
Sayang dahulu aku tak tertarik
Yogyakarta, 18 September 2016
Ini waktu emosi bertabur
Bersama aku engkau tersungkur
Meluapkan sedih yang menghambur
Malam mengusik dengan mesra
Mengganggu jiwa yang merana
Tunggu, malam ingin kita bahagia
Sayang terlalu dingin untuk peka
Mata sayu bibir terkatup
Raga tersembunyi di balik selimut
Sesuatu dari hati ingin meletup
Rasa bersalah tapi aku takut
Melodi suci sungguh berarti
Dahulu aku mencela melodi ini
Tapi ku bergetar saat kau bernyanyi
Ingin rasanya aku mengikuti
Menelusuri gunung sungguh asik
Jalanan terjal dan beranjak naik
Alam ternyata sungguh menarik
Sayang dahulu aku tak tertarik
Yogyakarta, 18 September 2016
Kamis, 30 Juni 2016
Tumbuh Bersama Waktu
Waktu itu aku tertawa
Waktu itu aku bersenda
Waktu itu aku merasa
Waktu tak punya daya
Ku dengar melodi sendu
Sendu karna aku rindu
Mataku perlahan sayu
Terputarlah waktu itu
Kini ku mengerti
Tak ada yang abadi
Semua adalah misteri
Waktu adalah sang ahli
Waktu bukan teman
Waktu bukan lawan
Waktu bukan sosok arogan
Waktu hanya ujian
Nikmatilah waktu yang kau punya
Tumbuhlah bersamanya
Terimalah manis pahitnya
Belajarlah darinya
Medan, 30 Juni 2016
Minggu, 26 Juni 2016
Banyak Jalan Menuju Roma
Hi!
Bukan, bukan, post ini bukan cerita tentang berbagai cara menuju Roma. Judul itu hanya kiasan hihi.
Mungkin beberapa atau setiap orang pernah mengalami ini, baik kita sadari atau tidak kejadiannya. Kejadian dimana niat baik dianggap buruk, membantu dianggap mencelakakan, menjaga dianggap mengganggu, tulus dianggap pamrih, membuat bahagia dianggap membuat kecewa. Atau sebalikya, kitalah orang yang beranggapan demikian.
Jika benar bahwa persepsi, kesimpulan, dan tanggapan setiap orang itu berbeda, lalu... kesalahpahaman adalah sebuah hal yang seharusnya lumrah terjadi dan dapat dimaklumi. Apakah semua orang harus dan sudah tau tentang hal itu ?
Jawabannya, Ya.
Namun percayalah bahwa menjelaskan dan memahami adalah hal yang sangat sulit. Di satu sisi ada pihak yang merasa tak bersalah dan di sisi lain ada pihak yang sudah merasa disakiti.
Mungkin terjadi beberapa kasus yang lebih serius, kedua pihak merasa tidak bersalah dan terlanjur sudah merasa sakit.
Maaf sudah tidak memiliki arti, ego pasti yang berdiri dan pengertian sudah tidak ada lagi, tingkat lebih tinggi.. percaya sudah mati.
Nyanyian dan ajaran masa kecil pun terlupakan, ajaran "Maaf" dan "Sudah dimaafi kok" hanya karena kalimat "aku sudah terlanjur sakit hati".
Setiap manusia di duniaPasti punya kesalahanTapi hanya yang pemberaniYang mau mengakui
Bukan aku merasa bahwa aku sudah benar, mungkin ini cukup mewakili perasaan beberapa orang bahwa niat baik tetaplah baik, beberapa orang memiliki caranya sendiri untuk melakukan niatnya itu, banyak cara menjalankan niat dan orang lain tidak mengerti, mungkin miss nya adalah di komunikasi yang bisa jadi dikarenakan sifat yang kaku atau menyukai kejutan. Ia ingin seseorang yang akan menerima niat tersebut menjadi terkejut dan terharu (dalam konteks bahagia). Pertahankanlah, jika niat itu memang baik.Bicaralah, saat sesuatu perlu diluruskan.Dengarlah, saat seseorang menjelaskan.Katakanlah "Maaf", itu tak akan membunuhmu.Maafkanlah, karena itu mungkin membantu hidup seseorang menjadi lebih baik.
Rasa marah dan kecewa itu sama dengan duri yang kita pegang, menahannya sama seperti menusuk diri sendiri, parahnya terkadang orang lain ikut merasakan kesakitan itu.
Setiap manusia di duniaPasti pernah sakit hatiHanya yang berjiwa satriaYang mau memaafkan
Seperti yang dinyanyikan Sherina saat aku masih kecil dulu.. Medan, 26 Juni 2016
daah!
Bukan aku merasa bahwa aku sudah benar, mungkin ini cukup mewakili perasaan beberapa orang bahwa niat baik tetaplah baik, beberapa orang memiliki caranya sendiri untuk melakukan niatnya itu, banyak cara menjalankan niat dan orang lain tidak mengerti, mungkin miss nya adalah di komunikasi yang bisa jadi dikarenakan sifat yang kaku atau menyukai kejutan. Ia ingin seseorang yang akan menerima niat tersebut menjadi terkejut dan terharu (dalam konteks bahagia). Pertahankanlah, jika niat itu memang baik.Bicaralah, saat sesuatu perlu diluruskan.Dengarlah, saat seseorang menjelaskan.Katakanlah "Maaf", itu tak akan membunuhmu.Maafkanlah, karena itu mungkin membantu hidup seseorang menjadi lebih baik.
Rasa marah dan kecewa itu sama dengan duri yang kita pegang, menahannya sama seperti menusuk diri sendiri, parahnya terkadang orang lain ikut merasakan kesakitan itu.
Setiap manusia di duniaPasti pernah sakit hatiHanya yang berjiwa satriaYang mau memaafkan
Seperti yang dinyanyikan Sherina saat aku masih kecil dulu.. Medan, 26 Juni 2016
daah!
Minggu, 15 Mei 2016
Resiko Hidup
Hi!
Hujan turun dengan lembut di sore hari yang dingin, ditemani dengan fikiran kacau dan alunan Chopin- Nocturne Op.9, No. 2 membuatku semakin tidak tahan untuk tidak menulis agar bisa meluapkan semuanya.
5 bulan menjalani hidup di tahun 2016 ini terasa sangat tidak mudah, Sangat. Kutarik kesimpulan bahwa tahun ini tingkat kedewasaanku akan terus diuji dan bertambah. Bicara soal cobaan dan masalah, pasti tiap orang memilikinya- aku juga, tapi aku merasa kalau tahun ini sedikit lebih sulit.
Sialnya saat ini aku bukan merasa semakin dewasa, tapi semakin terpuruk dan merasa aneh akan hidup. Berkali-kali aku mencoba untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik menurut orang-orang kebanyakan. Namun seseorang pernah berkata bahwa dasar lebih kuat daripada ajar, apa yang ada pada diriku tidak bisa diubah sekeras apapun orang atau hidup mengajariku untuk mengubahnya, baik dasar baik atau buruk yang ada pada dirimu. Lalu aku bertanya apa yang harus aku lakukan. Ia menjawab bahwa aku harus menjadi aku.
Ibuku berkata bahwa setiap orang berubah setiap hari, oleh karena itu jangan terlena dengan orang yang ada di sekitarmu sekarang. Aku tidak tau harus merespon apa.
Kembali ke proses pendewasaan, rasanya berat sekali namun realita tetap harus dijalani karena ini adalah resiko hidup.
Alunan musik berganti menjadi Moonlight Sonata milik Beethoven.
Seketika aku sadar bahwa aku salah. Salah sekali membiarkan diri terlalu lama berlarut dalam sedih dan memikirkan masalah. Padahal sebenarnya banyak hal bahagia yang telah kulalui dan bisa kumiliki lagi. Rasa bahagia seperti saat seseorang memakaikanku gelang secara tiba-tiba, saat ibuku memasak makanan kesukaanku, saat kakak laki-laku mendengarkan ceritaku, saat dia mencium keningku dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja karena aku tidak sendiri menghadapi semua ini.
Bulan ke 5 akan segera habis dan bulan lain, hari lain, menungguku untuk terus bertambah dewasa dan bahagia.
Sesungguhnya jatuh akan membuat kita berhati-hati dalam berjalan dan berlari, salah akan membuat kita lebih teliti, semua pasti ada alasannya dan aku, kita tidak pernah sendiri menghadapinya.
Terimakasih buat mu yang sudah banyak mengajariku dan menguatkanku.
Daah!
15.5.2016
Hujan turun dengan lembut di sore hari yang dingin, ditemani dengan fikiran kacau dan alunan Chopin- Nocturne Op.9, No. 2 membuatku semakin tidak tahan untuk tidak menulis agar bisa meluapkan semuanya.
5 bulan menjalani hidup di tahun 2016 ini terasa sangat tidak mudah, Sangat. Kutarik kesimpulan bahwa tahun ini tingkat kedewasaanku akan terus diuji dan bertambah. Bicara soal cobaan dan masalah, pasti tiap orang memilikinya- aku juga, tapi aku merasa kalau tahun ini sedikit lebih sulit.
Sialnya saat ini aku bukan merasa semakin dewasa, tapi semakin terpuruk dan merasa aneh akan hidup. Berkali-kali aku mencoba untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik menurut orang-orang kebanyakan. Namun seseorang pernah berkata bahwa dasar lebih kuat daripada ajar, apa yang ada pada diriku tidak bisa diubah sekeras apapun orang atau hidup mengajariku untuk mengubahnya, baik dasar baik atau buruk yang ada pada dirimu. Lalu aku bertanya apa yang harus aku lakukan. Ia menjawab bahwa aku harus menjadi aku.
Ibuku berkata bahwa setiap orang berubah setiap hari, oleh karena itu jangan terlena dengan orang yang ada di sekitarmu sekarang. Aku tidak tau harus merespon apa.
Kembali ke proses pendewasaan, rasanya berat sekali namun realita tetap harus dijalani karena ini adalah resiko hidup.
Alunan musik berganti menjadi Moonlight Sonata milik Beethoven.
Seketika aku sadar bahwa aku salah. Salah sekali membiarkan diri terlalu lama berlarut dalam sedih dan memikirkan masalah. Padahal sebenarnya banyak hal bahagia yang telah kulalui dan bisa kumiliki lagi. Rasa bahagia seperti saat seseorang memakaikanku gelang secara tiba-tiba, saat ibuku memasak makanan kesukaanku, saat kakak laki-laku mendengarkan ceritaku, saat dia mencium keningku dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja karena aku tidak sendiri menghadapi semua ini.
Bulan ke 5 akan segera habis dan bulan lain, hari lain, menungguku untuk terus bertambah dewasa dan bahagia.
Sesungguhnya jatuh akan membuat kita berhati-hati dalam berjalan dan berlari, salah akan membuat kita lebih teliti, semua pasti ada alasannya dan aku, kita tidak pernah sendiri menghadapinya.
Terimakasih buat mu yang sudah banyak mengajariku dan menguatkanku.
Daah!
15.5.2016
Minggu, 08 November 2015
BANGGA JADI INDONESIA
Hi!
Pelatihan Kebangsaan Merah Putih pun dimulai, bertempat di Lapangan Benteng Medan, kami juga dilatih langsung oleh bapak-bapak tentara yang super hebat! Kami diajarkan disiplin militer, tata cara makan militer, pentingnya jiwa korsa dan mulai dekat dengan teman-teman baru. Baru hari pertama saja aku udah mulai merasa bergetar, aku merasa lebih kuat. Di hari pertama ini, aku langsung teringat dengan kakekku yang dulunya juga seorang tentara. Meski aku tidak sempat mengenal bulang karena sudah meninggal sebelum aku lahir, melalu pelatihan ini aku seperti merasa telah hidup seperti beliau, "sulit", kataku.
Sekitar dua bulan yang lalu aku menggeser lemari yang menutupi jendela kamarku, mencoba untuk berani melawan ketakutanakan hantu,pecundang? Ya.Sekarang aku duduk dan menghadap jendela, mengamati dan mengahayati hujan- suara hujan selalu berhasil membuatku tenang. Aku tersenyum dan tanpa sengaja melihat selempang bertuliskan Runner Up I Indonesia Youth Icon 2015 yang kuletakkan di dekat meja belajar. “Ingatan tidak bisa bertahan lama”, gumamku, lalu aku membuka laptop dan memutuskan untuk menulis pengalaman ini, pengalaman yang aku (re:kami) tidak akan pernah lupakan.Dimulai dari Indonesia Youth Icon. Apa itu?
Indonesia Youth Icon merupakan rangkaian kegiatan yang telah disusun sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendapatkan para remaja calon pemimpin bangsa yang menjiwai Wawasan Kebangsaan, memiliki pengetahuan, keahlian, serta sikap luhur dan terpuji yang akan kembali menghidupkan rasa nasionalisme dan patriotisme di sanubari para generasi muda Indonesia. Remaja-remaja inilah yang akan menjadi kader bangsa yang sukses dan dikagumi untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik nantinya.Kami (para finalis) dijaring melalui roadshow ke sekolah-sekolah dan ada juga yang mendaftar secara online. Setelah pendaftaran online ditutup dan roadshow berakhir, diadakan Technical Meeting agar kami siap mengikuti Pelatihan Kebangsaan Merah Putih selama enam hari.
Video Technical Meeting bisa dilihat disini
TM dilaksanakan di Ulos Cafe, Santika Dyandra |
(kiri) Bu Mora Nasution, founder IYI yang super cantik! |
Memang terdengar seperti berpikir terlalu jauh, tetapi di hari pertama itu aku mengucapkan rasa terima kasih yang sangaaat besar untuk pahlawan-pahlawan Indonesia terdahulu yang karena jasa mereka lah aku mampu hidup aman seperti ini, rasa syukur ku meningkat sangat tinggi hingga tak ada celah lagi untuk mengeluh.
Setelah selesai kegiatan di lapangan, kami masuk ke aula kodim dan mendapat ilmu yang mungkin tak semua orang bisa dapatkan, yaitu ilmu tentang senjata. Semangat 55!
Hari demi hari berlalu dan kami terus mengikuti pelatihan, dengan kata lain amunisi ilmu dalam diri kami semakin terisi. Bukan hanya amunisi ilmu yang diberikan, tetapi amunisi perut pun ikut dipenuhi. Snack dan makan siang yang banyak, yumm!! Sayang sekali tidak semua orang (terutama cewek-cewek) memiliki daya tampung perut yang banyak seperti ku, jadi terkadang makanannya tidak habis dan teman pun selalu siap membantu karena makanan bukanlah hal yang bisa disia-siakan! Sebenarnya dari kegiatan makan ini, banyak sekali hal yang bisa dipelajari seperti hal kebersamaan dan kebersihan. Kebersamaan, kami harus memastikan semua teman kami sudah mendapatkan makanan baru semua orang boleh makan, tak boleh ada rasa egois! Lalu setiap orang memiliki kesadaran untuk membuag sampah makanannya hingga tak ada yang tersisa.
Kita ini satu, sama rata sama rasa. Kita ini saudara, bagaimana mungkin kita sanggup makan jika saudara kita sendiri belum memiliki makanan atau minuman?
Satu hal lagi yang tak kalah penting, sebelum dan sesudah makan kami selalu doa bersama, bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.
Pelatihan pun selesai dan bertepatan tanggal 28 Oktober (Hari Sumpah Pemuda) acara puncak dilaksanakan di Hotel Santika Dyandra Medan. Acara sangat ramai, dihadiri oleh berbagai orang penting dan hebat serta teman-teman pemuda juga ikut hadir dalam acara ini.
Tak perlu menulis panjang, aku deskripsikan melalui foto-foto aja karena aku sangat takbisa berkata apa-apa. Aku terharu.
Capek? Siap, tidak! |
Ilmu, datanglah~ |
Inda, itu senjata (asli) bukan gitar.. |
Bukan hanya pengetahuan soal dunia militer, kami juga diberi pengetahuan mengenai wawasan kebangsaan, dorongan untuk mengenal diri sendiri dan di motivasi untuk menggunakan potensi diri masing-masing. Banyak pembicara-pembicara hebat yang sangat memotivasi dan mengajak kami untuk berfikir kritis dan lebih peka terhadap hal-hal kecil sekitar kita karena banyak hal kecil yang bisa kita lakukan. Hal-hal kecil itu bisa berpotensi membentuk satu kekuatan besar dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Berbicara tentang mengenal diri, sebelumnya aku sadar bahwa mengenal diri itu sangatlah penting, tapi aku tak pernah sadar bahwa sepenting itu. Sangat penting. Aku menyimpulkan bahwa dengan mengenal diri sendiri, kita bisa mengerucutkan diri dan memposisikan kemampuan atau keaahlian kita di puncak sehingga kita bisa fokus pada satu titik yang bisa membawa diri kita ke puncak kesuksesan. Secara otomatis kubuka catatanku dan kutulis "tak ada yang mengenal diriku sebaik diriku, orang yang bisa membuatku naik atau jatuh adalah diriku sendiri".
Setelah mengenal diri sebagai nasi, maka bersyukur adalah lauknya. Tak jarang ketika sudah mengenal diri dan mengetahui kekurangan, kelebihan serta apa yang kita punya (tak punya) timbul rasa tak puas, benci terhadap diri sendiri, cemburu terhadap sesuatu yang dimiliki orang lain hingga potensi yang sebenarnya kita miliki dan bisa kita olah terbengkalai begitu saja karena sibuk memikirkan kepemilikan orang lain. Syukur- bersyukurlah dengan apa yang kau punya, gunakan, dan berfikir bahwa banyak orang lain yang ingin memiliki sesuatu darimu atau bahkan menjadi dirimu. Masih sanggupkah kau untuk menyia-nyiakan dirimu berikut potensi di dalamnya?
"Saya beri kalian kesempatan untuk menjudge diri kalian sendiri" |
"Coba lihat diri kalian 5 tahun kedepan dan ajak dia bicara" |
-Bukan Tidur- |
Kita ini satu, sama rata sama rasa. Kita ini saudara, bagaimana mungkin kita sanggup makan jika saudara kita sendiri belum memiliki makanan atau minuman?
Satu hal lagi yang tak kalah penting, sebelum dan sesudah makan kami selalu doa bersama, bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.
*Bukan foto rekayasa* *keduanya untung* |
Duduk siap gerak! |
Siapa kita? INDONESIA! |
Di hari terakhir, kami berkesempatan untuk menunjukkan minat dan bakat masing-masing. Tiap finalis sangat hebat dengan minat dan bakat masing-masing. Ku gelengkan kepalaku dan bergumam, banyak sekali pemuda hebat dan berbakat, Aku harus optimis bahwa banyak perubahan baik yang bisa kami lakukan untuk negara. Tak jauh-jauh, dimulai dari minat dan bakat kami yang bisa membuat Indonesia semakin bangga dan hebat dimata orang banyak.
Olahraga, seni, penemuan dan inovasi baru, pemikiran hebat, semuanya sangat luar biasa!
Dan seperti hari-hari terakhir biasanya, persahabatan pun mulai terjalin dan rasa akrab itu semakin menguat dengan teman-teman lainnya, bahkan dengan relawan!
Ketika penyaksian sesi minat dan bakat |
wong jowo wong karo wong nias wong minang wong apa aja gabung jadi satu, bhineka tunggal ika? iya!! berteman dan bersaudara tanpa pandang bulu tanpa pandang suku! |
Kami akan melakukan apapun untuk negara ini. banyak hal yang kami pelajari, renungi dan sadari. Kami bisa dan kami mau. NKRI harga mati. Pancasila, kami janji. Lihatlah, lilin-lilin ini menjadi saksi |
Tak perlu menulis panjang, aku deskripsikan melalui foto-foto aja karena aku sangat takbisa berkata apa-apa. Aku terharu.
Gladi sebelum penampilan kami :) |
74 finalis hebat sangat bersemangat. Perhatikan sekitar, lihat bendera-bendera itu. Semangat semakin membara untuk Indonesia |
Penyerahan bendera untuk penyelenggaraan IYI tahun berikutnya |
Aku, ngapain hayo? |
Fathan, Aku, Arbi (Runner Up II, Runner Up I dan Indonesia Youth Icon 2015 Selamat, Arbi!! |
(depan) 10 duta Indonesia Youth Icon 2015 |
Ibu Teti dan Bunda Mora, dua wanita hebat di balik layar IYI ini!!! |
Terimakasih atas pelukannya, Bu Mora. |
Teman bukan sekedar teman, tapi saudara yang hebat. Banyak hal berbeda diantara kita semua, tapi banyak juga yang menyatukan kita. Bagaimanapun, kita Indonesia! |
Aku tau tulisan ini sangat singkat. Tidak semua hal bisa ku tuliskan secara rinci. Hanya saja secara pribadi aku ingin berterimakasih sebanyak-banyaknya untuk:
Semua orang yang ikut membantu pelaksanaan Indonesia Youth Icon 2015 ini. Siapapun, apapun yang telah dikerjakan hingga kami pun terpilih.
Sebagai Runner Up I Indonesia Youth Icon 2015, aku sadar, kalau piala, selempang, dan hadiah-hadiah lainnya bukan apa-apa tapi tanggung jawab dari ku, untuk Indonesiaku. Terimakasih karena telah membuatku tidak merasa sendiri, telah mempertemukan ku dengan orang hebat lainnya yang mengemban tugas untuk Indonesia lebih baik. Kita semua adalah pemenang, kita semua luar biasa. Kita semua harus bisa mengajak dan menginspirasi orang terdekat kita.
Terimakasih karena telah menumbuhkan lagi nilai nasionalis dan cinta terhadap negeri ini. Filosofi berharga banyak sekali kudapat, misalnya filosofi tiang bendera dan lupis. Haha.
Terimakasih karena telah memberikanku satu keluarga baru lagi dan aku dengan tegas dan lantang mengatakan bahwa aku BANGGA JADI INDONESIA.
daah!
Medan, 8 November 2015
Senyum bahagia, mengerti?
Pertanyaannya adalah mengapa..
senyum itu, ya aku mengerti
Aku terkenal memiliki senyum yang sangat lebar dan suara tawa yang sangat kencang. Sebenarnya aku nyaris tak bisa tersenyum, aku hanya bisa tertawa. Terkadang aku benci itu, terutama saat seseorang diam-diam mengambil foto diriku saat aku sedang tertawa lebar. Rasanya si pelaku ingin langsung ku makan saja untuk menghilangkan foto itu.
Aku sangat sering bercanda dan tertawa hingga banyak yang berfikir bahwa hidupku sangatlah bahagia. Ya, aku bahagia. Tunggu, aku mencoba untuk selalu bahagia. "Semua itu ada hikmahnya, Nak", begitu kata ibuku sehingga tak ada ruang sedih di dalam hidupku karena aku yakin hal buruk memang harus terjadi agar manusia memiliki batu loncat menuju kesuksesan yang lebih jauh.
Aku mengenal orang ini, orang yang sering tersenyum sepertiku. Hanya saja senyumnya tidak selebar dan suara tawanya tidak sekencang suaraku. Sosok baik, peduli dan mudah akrab itu menjadi sangat dekat denganku. Oke, langsung saja, aku menyukai orang ini- jauh sebelum kami bertemu. Gila, suka bahkan disaat aku belum pernah melihatnya. Karena sama-sama memiliki rasa humor yang tinggi dan TERNYATA kami berdua adalah tukang bicara yang selalu ada bahan cerita kami pun semakin dekat. Bahasan apa saja bisa menjadi menarik dan lucu sekali untuk diperbincangkan. Semakin dekat dan semakin dekat, permasalahan pribadi pun mulai berani dibicarakan, mungkin karena rasa percaya dan keakraban sudah timbul. Saran saling diberikan dan tukar pikiran menjadi hal yang sangat menyenangkan. Semua baik-baik saja, sampai aku menyadari bahwa ia menyukai teman dekatku. Sangat dekat denganku, saat kutanyakan langsung, ternyata jawabannya adalah benar. Respon yang kuberikan bukanlah respon mengejutkan, tetapi aku hanya tertawa seperti biasa dan terus mengolok-olok dengan maksud menutupi perasaan aneh yang sangat menggelitik dalam diriku.
Tidak, ini bukan pertama kali hal seperti ini terjadi padaku, bahkan lebih parah lagi, dia selalu menceritakan dan bertanya segalanya tentang temanku denganku, Kudengarkan ia dengan penuh antusias, kujawab pertanyaannya dengan pasti dan benar, kenapa? karena tiap kali dia bercerita dan mendengarkan penjelasanku tentangnya, ia mengeluarkan senyum itu- tanpa dia sadari. Bahkan ketika melihat temanku saja tanpa berbicara, terpancar binar-binar lucu yang sebenarnya membuat wajahnya terlihat menjijikkan, haha. Tapi aku menyukainya. Kembali ke persoalan senyum, aneh sekali. Bagaimana mungkin senyum orang lain bisa membuatmu ikut bahagia meski secara logika perasaanmu harus sedih? Ku lakukan apa yang harus ku lakukan, agar senyum dan binar menjijikkan itu bisa selalu kulihat dan akhirnya membuatku tersenyum kembali. Hidup ini sangat sederhana dan mudah sekali untuk bahagia.
Tersenyumlah, tanpa kau sadari mungkin ada yang sangat senang ketika melihatmu tersenyum.
Berbuat baiklah, karena perbuatanmu bisa membahagiakan orang lain dan bahagia sesungguhnya adalah ketika berhasil membuat dan melihat orang lain bahagia.
Jika kau tanya mengapa harus seperti itu, mengapa aku harus melakukan hal demikian, dan mengapa-mengapa lainnya. Jawabannya adalah; jangan tanya mengapa. Tetapi coba lakukanlah. Meski alasannya sangat bodoh dan sederhana; senyum itu dan kau akan mengerti.
Kamis, 20 Agustus 2015
Culture Shock in Wrong Places
Hi!
It's been a long time, huh? yeah a long..................time
Wait, it's exactly 1 year ago! same date, month, different year.
I decided to reblog my blog-later-when i have free time- since school realy takes my time and energy.
To be honest, I wrote a lot of things but I don't want to post them because... i don't know.
It's been 1 month and 15 days since i came back from Russia. I can't believe it, I still feel like I'm not in my home- Indonesia. Weird is the only word that can express everything or the only word that suitable for evey (wrong) situation.
Almost 2 months, but I still feel the shock even in my own homecountry, and homesick, and still wishing i could come back home,,,,,,,,,,,,,,,,,home....
My room feels empty
Katya is not there anymore every evening
I can't eat Mama's Kasha every morning
I don't here Papa's voice every morning saying "Inda, are you ready? go, go"
I don't need to chase for the bus almost every day with Marina because we(Marina) always worried if we were going to be late for school. Bus 83, Trolleybus 3.
I can't see my 4 cats
I can't walk around city with Yulia every weekend or every holiday.
I can't talk about K-Pop and stuff with Aliya.
Don't study with them anymore, celebrate prazdnik and give podarok...
Can't talk about everything wuth Anette
I.....
I......miss my life as an exchange student, no-as a Russian, as a normal person who was born there and always pretended that I'm a local resident.
That's enough..
No matter how hard I try to put those memories in a box that I don't need to open anymore, still I can't.
I know it's weird but I sometimes hear Katya's voice when I'm alone and see here almost everywhere. It's kinda scary but I like it, feels like I'm still there, and She's still here,
Thanks everyone, I have great memories that I don't need to remember every second time, but I will never forget those memories, every single moment.
Love,
Indochka
Medan, 21 Agustus 2015
Bye!
It's been a long time, huh? yeah a long..................time
Wait, it's exactly 1 year ago! same date, month, different year.
I decided to reblog my blog-later-when i have free time- since school realy takes my time and energy.
To be honest, I wrote a lot of things but I don't want to post them because... i don't know.
It's been 1 month and 15 days since i came back from Russia. I can't believe it, I still feel like I'm not in my home- Indonesia. Weird is the only word that can express everything or the only word that suitable for evey (wrong) situation.
Almost 2 months, but I still feel the shock even in my own homecountry, and homesick, and still wishing i could come back home,,,,,,,,,,,,,,,,,home....
My room feels empty
Katya is not there anymore every evening
I can't eat Mama's Kasha every morning
I don't here Papa's voice every morning saying "Inda, are you ready? go, go"
I don't need to chase for the bus almost every day with Marina because we(Marina) always worried if we were going to be late for school. Bus 83, Trolleybus 3.
I can't see my 4 cats
I can't walk around city with Yulia every weekend or every holiday.
I can't talk about K-Pop and stuff with Aliya.
Don't study with them anymore, celebrate prazdnik and give podarok...
Can't talk about everything wuth Anette
I.....
I......miss my life as an exchange student, no-as a Russian, as a normal person who was born there and always pretended that I'm a local resident.
That's enough..
No matter how hard I try to put those memories in a box that I don't need to open anymore, still I can't.
I know it's weird but I sometimes hear Katya's voice when I'm alone and see here almost everywhere. It's kinda scary but I like it, feels like I'm still there, and She's still here,
Thanks everyone, I have great memories that I don't need to remember every second time, but I will never forget those memories, every single moment.
Love,
Indochka
Medan, 21 Agustus 2015
Bye!
Selasa, 14 April 2015
My Russian Spring Break
Hi!
It was almost 2 weeks we had a spring break holiday. I felt a little weird actually because every season has its own break- let's say it holiday. Autumn, Winter, Spring and the last is Summer with 3 MONTHS HOLIDAY. It's just too much, dude. Meanwhile in Indonesia..
Okay, so since it was the first spring break in my life i will be writing about it, чтобы не забыт.
Actually i didn't go anywhere outside of Kazan during the holiday, which made me sooooo sad- at first. But it's not that bad, actually. I got amazing moments.
First, my friend, Anette and I presented presentations in front of some important teachers in Kazan about our countries and our life in Russia. It tought me about confidence and how to face new people with a different language. It was hard and I don't know what they were thinking. At least I did my
best. МЫ МОЛОДЦИ!
Katya- my 8 years old host sister got sick and my hostmom gave us their tickets to a classical music concert. In short, Marina and I went to that concert. If was not mistaken, it was a "Bach Concert", I really enjoyed the music and I didn't really give attention to a lady who kept talking with a hard level Russian language. I came for the music, not for you. I'm really sorry, Lady. But you spoke well, I suppose.
After the concert we went to a small restaurant and ate some Turkey's food.
Anette's host sister, Anastasya, invited me to go to ther house for visiting. I brought some flowers since it's a russian culture to show them our respect and another way to say thankyour for inviting. We had a reaallly great time. We became closer and I got a chance to watch a Movie ( I forgot the name again, sorry Nastya). The movie showed us Russians' lifestyle in 1955-x. How people lived, talked even how they dressed. I really like it! It gained my knowledge about Russia in the era of Soviet Union.
A friend from Switzerland, Lara, who is living in Alexandrov for her exchange year came to Kazan with her host sister. Then, we showed her the city and took her to some nice places in Kazan. It helped me to learn how to be a tour guide, actually. It happens quite often since so many friends visit Kazan and ask Anette and I to show them the city.
The rest of the days, I spent them with my friend, Julia to walk and explore our city more, did stupid things, enjoy the time and many more. I did my homeworks for holidays that my teacher gave me, record some videos for my Indonesians' friend since they need the vidoes for their farewell party's projects. It was so sad that Marina was sick and she couldn't have a walk with us.
We visited the place we- I never visited, ate foods that we never ate, etc. I got to know that I'm so lucky to live in the city, and most of all I know that I'm blessed.
I took thousands of photographs, bunch of videos, I gained weight again because I ate everything and I learned many things- that's the best part.
" Hal paling penting yang aku pelajari adalah bersyukur, menghargai waktu dan orang lain"
Thank you. Time. Time. I hate talking about time.
I will just show you some photos...
PS: Thanks for the photos, Julia! Go to her instagram to see more photos, you can see me there as well.. @nutty_taste
From Russia, with love.
Inda
It was almost 2 weeks we had a spring break holiday. I felt a little weird actually because every season has its own break- let's say it holiday. Autumn, Winter, Spring and the last is Summer with 3 MONTHS HOLIDAY. It's just too much, dude. Meanwhile in Indonesia..
Okay, so since it was the first spring break in my life i will be writing about it, чтобы не забыт.
Actually i didn't go anywhere outside of Kazan during the holiday, which made me sooooo sad- at first. But it's not that bad, actually. I got amazing moments.
First, my friend, Anette and I presented presentations in front of some important teachers in Kazan about our countries and our life in Russia. It tought me about confidence and how to face new people with a different language. It was hard and I don't know what they were thinking. At least I did my
best. МЫ МОЛОДЦИ!
No caption needed:)) |
A super cool girl from Finland |
Katya- my 8 years old host sister got sick and my hostmom gave us their tickets to a classical music concert. In short, Marina and I went to that concert. If was not mistaken, it was a "Bach Concert", I really enjoyed the music and I didn't really give attention to a lady who kept talking with a hard level Russian language. I came for the music, not for you. I'm really sorry, Lady. But you spoke well, I suppose.
After the concert we went to a small restaurant and ate some Turkey's food.
Don't be sick, Katya!! |
Anette's host sister, Anastasya, invited me to go to ther house for visiting. I brought some flowers since it's a russian culture to show them our respect and another way to say thankyour for inviting. We had a reaallly great time. We became closer and I got a chance to watch a Movie ( I forgot the name again, sorry Nastya). The movie showed us Russians' lifestyle in 1955-x. How people lived, talked even how they dressed. I really like it! It gained my knowledge about Russia in the era of Soviet Union.
We bring the world to Nastya's home! |
A friend from Switzerland, Lara, who is living in Alexandrov for her exchange year came to Kazan with her host sister. Then, we showed her the city and took her to some nice places in Kazan. It helped me to learn how to be a tour guide, actually. It happens quite often since so many friends visit Kazan and ask Anette and I to show them the city.
WELCOME TO KAZAN YAYAYAYYY |
The rest of the days, I spent them with my friend, Julia to walk and explore our city more, did stupid things, enjoy the time and many more. I did my homeworks for holidays that my teacher gave me, record some videos for my Indonesians' friend since they need the vidoes for their farewell party's projects. It was so sad that Marina was sick and she couldn't have a walk with us.
We visited the place we- I never visited, ate foods that we never ate, etc. I got to know that I'm so lucky to live in the city, and most of all I know that I'm blessed.
I took thousands of photographs, bunch of videos, I gained weight again because I ate everything and I learned many things- that's the best part.
" Hal paling penting yang aku pelajari adalah bersyukur, menghargai waktu dan orang lain"
Thank you. Time. Time. I hate talking about time.
I will just show you some photos...
Focus. This person behind me is shirtless when it was around -4'C
|
Because Julia is Julia. Don't ask me about the snow although it was spring:"")) It was in March, that's why... |
Poor my head, it was really hurt. PS: I was trying to climb the tree |
Found a great cafe to have some hot coffee and sleep |
Russia=Bread |
PS: Thanks for the photos, Julia! Go to her instagram to see more photos, you can see me there as well.. @nutty_taste
From Russia, with love.
Inda
Langganan:
Postingan (Atom)