senyum itu, ya aku mengerti
Aku terkenal memiliki senyum yang sangat lebar dan suara tawa yang sangat kencang. Sebenarnya aku nyaris tak bisa tersenyum, aku hanya bisa tertawa. Terkadang aku benci itu, terutama saat seseorang diam-diam mengambil foto diriku saat aku sedang tertawa lebar. Rasanya si pelaku ingin langsung ku makan saja untuk menghilangkan foto itu.
Aku sangat sering bercanda dan tertawa hingga banyak yang berfikir bahwa hidupku sangatlah bahagia. Ya, aku bahagia. Tunggu, aku mencoba untuk selalu bahagia. "Semua itu ada hikmahnya, Nak", begitu kata ibuku sehingga tak ada ruang sedih di dalam hidupku karena aku yakin hal buruk memang harus terjadi agar manusia memiliki batu loncat menuju kesuksesan yang lebih jauh.
Aku mengenal orang ini, orang yang sering tersenyum sepertiku. Hanya saja senyumnya tidak selebar dan suara tawanya tidak sekencang suaraku. Sosok baik, peduli dan mudah akrab itu menjadi sangat dekat denganku. Oke, langsung saja, aku menyukai orang ini- jauh sebelum kami bertemu. Gila, suka bahkan disaat aku belum pernah melihatnya. Karena sama-sama memiliki rasa humor yang tinggi dan TERNYATA kami berdua adalah tukang bicara yang selalu ada bahan cerita kami pun semakin dekat. Bahasan apa saja bisa menjadi menarik dan lucu sekali untuk diperbincangkan. Semakin dekat dan semakin dekat, permasalahan pribadi pun mulai berani dibicarakan, mungkin karena rasa percaya dan keakraban sudah timbul. Saran saling diberikan dan tukar pikiran menjadi hal yang sangat menyenangkan. Semua baik-baik saja, sampai aku menyadari bahwa ia menyukai teman dekatku. Sangat dekat denganku, saat kutanyakan langsung, ternyata jawabannya adalah benar. Respon yang kuberikan bukanlah respon mengejutkan, tetapi aku hanya tertawa seperti biasa dan terus mengolok-olok dengan maksud menutupi perasaan aneh yang sangat menggelitik dalam diriku.
Tidak, ini bukan pertama kali hal seperti ini terjadi padaku, bahkan lebih parah lagi, dia selalu menceritakan dan bertanya segalanya tentang temanku denganku, Kudengarkan ia dengan penuh antusias, kujawab pertanyaannya dengan pasti dan benar, kenapa? karena tiap kali dia bercerita dan mendengarkan penjelasanku tentangnya, ia mengeluarkan senyum itu- tanpa dia sadari. Bahkan ketika melihat temanku saja tanpa berbicara, terpancar binar-binar lucu yang sebenarnya membuat wajahnya terlihat menjijikkan, haha. Tapi aku menyukainya. Kembali ke persoalan senyum, aneh sekali. Bagaimana mungkin senyum orang lain bisa membuatmu ikut bahagia meski secara logika perasaanmu harus sedih? Ku lakukan apa yang harus ku lakukan, agar senyum dan binar menjijikkan itu bisa selalu kulihat dan akhirnya membuatku tersenyum kembali. Hidup ini sangat sederhana dan mudah sekali untuk bahagia.
Tersenyumlah, tanpa kau sadari mungkin ada yang sangat senang ketika melihatmu tersenyum.
Berbuat baiklah, karena perbuatanmu bisa membahagiakan orang lain dan bahagia sesungguhnya adalah ketika berhasil membuat dan melihat orang lain bahagia.
Jika kau tanya mengapa harus seperti itu, mengapa aku harus melakukan hal demikian, dan mengapa-mengapa lainnya. Jawabannya adalah; jangan tanya mengapa. Tetapi coba lakukanlah. Meski alasannya sangat bodoh dan sederhana; senyum itu dan kau akan mengerti.
Tersenyumlah :).
BalasHapusKarna ada sesorang yang sedang melihat dan memperhatikan senyuman itu. Ntah siapa dan dimana dia.
Orang itu ada.
Gak perlu ada yang perhatikan, senyum(re:ketawa) itu wajib.
Hapushahaha...sedikit miris sih,
BalasHapustapi hey...dirimu masih punya semyuman dan tawa yg layak utk dibagikan...
so,keep it!
Untung senyum dan tawa gak bisa habis walau sering dibagi-bagiin :)))
HapusThankskieee :3
Tersenyumlah :).
BalasHapusKarna ada sesorang yang sedang melihat dan memperhatikan senyuman itu. Ntah siapa dan dimana dia.
Orang itu ada.