Selasa, 11 Oktober 2016

Mawar Kuning untuk Rumah

Mawar kecil tumbuh riang
Ia tak pernah gundah selalu riang
Harum semerbak namun berduri
Ia berteriak karena benci sunyi

Angin berhembus berbisik pada naluri
"Hey, apakah kau tak ingin pergi?"
Mawar tertegun merenungi
Selalu melamun hingga dini hari

Mawar tak mengerti akan jenis
Ia pergi dengan penuh optimis
Sekali ia berhasil namun skeptis
Kali kedua ia mulai menangis

Langit bersinar kala siang
Dengan jelas kini Mawar menerawang

Kini Mawar tak kecil lagi

Mawar besar, cantik, dan berwarna kuning
Terdiam, ia menyusuri taman nan hening

Teringat Mawar akan sunyi yang dahulu iya benci
Berusaha selalu menari dalam melodi

Angin berhembus kembali berbisik pada Mawar
"Oh, Mawar, tidakkah kau ingin rumah?"
"Rindu terkadang", gumam Mawar
"Semangat dan cinta ini tidak akan lelah
Walau aku rindu tempat untuk melampiaskan keluh kesah"

Yogyakarta, 11 Oktober 2016






Sabtu, 17 September 2016

Sajak Ngawur

Masa berlalu ingatan berkabur
Ini waktu emosi bertabur
Bersama aku engkau tersungkur
Meluapkan sedih yang menghambur

Malam mengusik dengan mesra
Mengganggu jiwa yang merana
Tunggu, malam ingin kita bahagia
Sayang terlalu dingin untuk peka

Mata sayu bibir terkatup
Raga tersembunyi di balik selimut
Sesuatu dari hati ingin meletup
Rasa bersalah tapi aku takut

Melodi suci sungguh berarti
Dahulu aku mencela melodi ini
Tapi ku bergetar saat kau bernyanyi
Ingin rasanya aku mengikuti

Menelusuri gunung sungguh asik
Jalanan terjal dan beranjak naik
Alam ternyata sungguh menarik
Sayang dahulu aku tak tertarik


Yogyakarta, 18 September 2016



Kamis, 30 Juni 2016

Tumbuh Bersama Waktu

Waktu itu aku tertawa
Waktu itu aku bersenda 
Waktu itu aku merasa 
Waktu tak punya daya 

Ku dengar melodi sendu
Sendu karna aku rindu
Mataku perlahan sayu
Terputarlah waktu itu

Kini ku mengerti
Tak ada yang abadi
Semua adalah misteri
Waktu adalah sang ahli

Waktu bukan teman
Waktu bukan lawan
Waktu bukan sosok arogan
Waktu hanya ujian

Nikmatilah waktu yang kau punya
Tumbuhlah bersamanya
Terimalah manis pahitnya
Belajarlah darinya 


Medan, 30 Juni 2016

Minggu, 26 Juni 2016

Banyak Jalan Menuju Roma

Hi!
Bukan, bukan, post ini bukan cerita tentang berbagai cara menuju Roma. Judul itu hanya kiasan hihi.
Mungkin beberapa atau setiap orang pernah mengalami ini, baik kita sadari atau tidak kejadiannya. Kejadian dimana niat baik dianggap buruk, membantu dianggap mencelakakan, menjaga dianggap mengganggu, tulus dianggap pamrih, membuat bahagia dianggap membuat kecewa. Atau sebalikya, kitalah orang yang beranggapan demikian. 
Jika benar bahwa persepsi, kesimpulan, dan tanggapan setiap orang itu berbeda, lalu... kesalahpahaman adalah sebuah hal yang seharusnya lumrah terjadi dan dapat dimaklumi. Apakah semua orang harus dan sudah tau tentang hal itu ?
Jawabannya, Ya. 
Namun percayalah bahwa menjelaskan dan memahami adalah hal yang sangat sulit. Di satu sisi ada pihak yang merasa tak bersalah dan di sisi lain ada pihak yang sudah merasa disakiti. 
Mungkin terjadi beberapa kasus yang lebih serius, kedua pihak merasa tidak bersalah dan terlanjur sudah merasa sakit. 
Maaf sudah tidak memiliki arti, ego pasti yang berdiri dan pengertian sudah tidak ada lagi, tingkat lebih tinggi.. percaya sudah mati.
Nyanyian dan ajaran masa kecil pun terlupakan, ajaran "Maaf" dan "Sudah dimaafi kok" hanya karena kalimat "aku sudah terlanjur sakit hati". 

Setiap manusia di duniaPasti punya kesalahanTapi hanya yang pemberaniYang mau mengakui
Bukan aku merasa bahwa aku sudah benar, mungkin ini cukup mewakili perasaan beberapa orang bahwa niat baik tetaplah baik, beberapa orang memiliki caranya sendiri untuk melakukan niatnya itu, banyak cara menjalankan niat dan orang lain tidak mengerti, mungkin miss nya adalah di komunikasi yang bisa jadi dikarenakan sifat yang kaku atau menyukai kejutan. Ia ingin seseorang yang akan menerima niat tersebut menjadi terkejut dan terharu (dalam konteks bahagia). Pertahankanlah, jika niat itu memang baik.Bicaralah, saat sesuatu perlu diluruskan.Dengarlah, saat seseorang menjelaskan.Katakanlah "Maaf", itu tak akan membunuhmu.Maafkanlah, karena itu mungkin membantu hidup seseorang menjadi lebih baik. 
Rasa marah dan kecewa itu sama dengan duri yang kita pegang, menahannya sama seperti menusuk diri sendiri, parahnya terkadang orang lain ikut merasakan kesakitan itu. 
Setiap manusia di duniaPasti pernah sakit hatiHanya yang berjiwa satriaYang mau memaafkan
Seperti yang dinyanyikan Sherina saat aku masih kecil dulu.. Medan, 26 Juni 2016
daah! 

Minggu, 15 Mei 2016

Resiko Hidup

Hi!

Hujan turun dengan lembut di sore hari yang dingin, ditemani dengan fikiran kacau dan alunan Chopin- Nocturne Op.9, No. 2 membuatku semakin tidak tahan untuk tidak menulis agar bisa meluapkan semuanya.  
5 bulan menjalani hidup di tahun 2016 ini terasa sangat tidak mudah, Sangat. Kutarik kesimpulan bahwa tahun ini tingkat kedewasaanku akan terus diuji dan bertambah. Bicara soal cobaan dan masalah, pasti tiap orang memilikinya- aku juga, tapi aku merasa kalau tahun ini sedikit lebih sulit.
Sialnya saat ini aku bukan merasa semakin dewasa, tapi semakin terpuruk dan merasa aneh akan hidup. Berkali-kali aku mencoba untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik menurut orang-orang kebanyakan. Namun seseorang pernah berkata bahwa dasar lebih kuat daripada ajar, apa yang ada pada diriku tidak bisa diubah sekeras apapun orang atau hidup mengajariku untuk mengubahnya, baik dasar baik atau buruk yang ada pada dirimu. Lalu aku bertanya apa yang harus aku lakukan. Ia menjawab bahwa aku harus menjadi aku.
Ibuku berkata bahwa setiap orang berubah setiap hari, oleh karena itu jangan terlena dengan orang yang ada di sekitarmu sekarang. Aku tidak tau harus merespon apa.
Kembali ke proses pendewasaan, rasanya berat sekali namun realita tetap harus dijalani karena ini adalah resiko hidup.

Alunan musik berganti menjadi Moonlight Sonata milik Beethoven.
Seketika aku sadar bahwa aku salah. Salah sekali membiarkan diri terlalu lama berlarut dalam sedih dan memikirkan masalah. Padahal sebenarnya banyak hal bahagia yang telah kulalui dan bisa kumiliki lagi. Rasa bahagia seperti saat seseorang memakaikanku gelang secara tiba-tiba, saat ibuku memasak makanan kesukaanku, saat kakak laki-laku mendengarkan ceritaku, saat dia mencium keningku dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja karena aku tidak sendiri menghadapi semua ini.

Bulan ke 5 akan segera habis dan bulan lain, hari lain, menungguku untuk terus bertambah dewasa dan bahagia.
Sesungguhnya jatuh akan membuat kita berhati-hati dalam berjalan dan berlari, salah akan membuat kita lebih teliti, semua pasti ada alasannya dan aku, kita tidak pernah sendiri menghadapinya.

Terimakasih buat mu yang sudah banyak mengajariku dan menguatkanku.

Daah!

15.5.2016